Dalam kegiatan Kepramukaan, proses pengujian pasti ada. Baik itu dalam kegiatan Pengujian Syarat Kecakapan Umum ( SKU ) atau Syarat Kecakapn Khusus ( SKK ). Dalam proses pengujian ini sering kali terjadi arogansi si Penguji terhadap peserta didik. Maka dari itu perlulah dipahami oleh adik-adik Bantara yang suatu saat akan bertugas sebagai penguji, bagaimana cara menguji yang telah ditentukan oleh Kwartir Nasional, agar terhindar dari tindakan-tindakan arogan yang dapat merusak citra Kepramukaan
CARA MENGUJI
1. Pengertian menguji:
Menguji dalam
2. Maksud dan tujuan:
Ujian dalam
3. Fungsi ujian:
Ujian berfungsi sebagai alat pendidikan untuk mencapai tujuan
a. Bagi pembina Pramuka menguji itu merupakan
1) Hasil proses pendidikan yang diselenggarakan
2)
3) Kemampuan pembina Pramuka dalam melaksanakan tugasnya.
Oleh karena itu maka menguji adalah suatu hal yang perlu untuk menilai proses pendidikan baik yang di alami peserta didik maupun yang dilaksanakan oleh Pembina Pramuka.
b. Bagi anak didik ujian merupakan
1) Mantaplah kemampuan dan kemahiran yang dimiliki
2) Mantaplah kesanggupan mental dan fisiknya
Sehingga para Pramuka memiliki kepercayaan lebih besar pada dirinya.
4. Bagaimana pelaksanaan ujian:
Oleh karena ujian berfungsi sebagai alat pendidikan untuk Mencapai tujuan
a. Dari sudut pelaksanaan sebagai kegiatan, menguji dapat dilakukan:
1) Secara langsung, yaitu peserta didik yang di uji mengetahui dan ikut menentukan mata ujian yang akan ditempuh, kapan waktunya, dimana tempatnya serta siapa pengujinya.
2) Secara tidak langsung, yaitu peserta didik mengikuti suatu kegiatan dan tidak mengetahui bahwa ia sedang di uji. Cara ini sangat mengena khususnya bagi peserta didik yang segan atau takut menempuh ujian.
b. Dari sudut sasaran, menguji dilakukan dengan:
1) menitik beratkan pada
2) Menilai materi atau
c. Didalam Gerakan Pramuka, pedoman menguji adalah: “tujuan itu harus dicapai dengan berusaha yang sungguh-sungguh mengeluarkan tenaga dan upaya.” Oleh karena itu harus menitik beratkan pada nilai formal,artinya: nilai formal yang primer dan nilai material yang sekunder.
Perlu diingat bahwa:
1) Bagi Pembina Pramuka titik berat penilaian kepada nilai formal, sedangkan peserta didik kepada nilai material.
2) Pandanga Pembina Pramuka bahwa asal peserta didik sudah terbukti berusaha dengan sungguh-sungguh dan dapat mencapai hasil secara minimal, dapat diluluskan.
3) Pandangan peserta didik adalah mereka harus berusaha mengejar hasil yang harus dicapai. Jika tidak berhasil mencapai apa yang ditentukan, merasa dirinya tidak lulus.
4) Pandangan pembina yang demikian ini harus dirahasiakan. Ia harus bijaksana dalam berdiri antara nilai formal dan material. Karena kalau mengutamakan nilai formal semata, di bawah seorang pembina pramuka akan direndahkan oleh peserta didik. Sebaliknya kalau yang diutamakan nilai material semata, pendidikan tidak akan berkembang.
5) Penilaian SKU harus di dasarkan atas nilai formal, sedang SKK didasarkan pada nilai material.
d. Ujian harus dilaksanakan secara perorangan (tidak masal) dalam bentuk praktek secara praktis dan berdasarkan prinsip-prinsip dasar metodik kepramukaan yang disesuaikan dengan kepentingan keperluan, kemampuan dan situasi kondisi peserta didik yang di uji, serta memperhatikan adat istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat. Kalau ujian dilaksanakan secara kelompok, penilaiannya tetap pada perorangan.
e. Sifat ujian harus didasarkan pada sistem Among dengan penuh rasa:
1) Cinta kasih, keadilan, kepantasan dan kesanggupan berkorban.
2) Disiplin disertai inisiatif
3) Penuh tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Masyarakat dan diri pembina sendiri.
CARA MEMBERI INSTRUKSI
1. Pengertian :
a. Instruksi adalah penyampaian suatu pengertian dan kecakapan kepada orang lain untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
b. Memberi dan melaksanakan instruksi tidak hanya mengutamakan hasil yang diperolehnya, tetapi lebih baik menitik beratkan pada latihan penggunaan nalar, pengembangan daya cipta, keterampilan dan ketangkasan.
2. Hal-hal yang mempengaruhi pemberian instruksi :
a.
1. Penguasaan Bahan
2. Urutan / Sistimeatika Instruksi
3. Alat-alat instruksi
b. Pembangkit minat terutama pada awal pemberian instruksi
c. Cara penyajian materi
d. Pengontrolan instruksi
e. Kesimpulan
3. Bagaimana pelaksanaan pemberian instruksi ?
Agar mencapai hasil yang diharapkan, maka diperlukan
a. Pemberi instruksi harus berada ditempat yang jelas
b. Jangan memulai instruksi sebelum audience/penerima instruksi dalam keadaan tertib
c. Bahan yang akan disampaikan mudah dimengerti ( Tidak berbelit-belit )
d. Suara harus jelas terdengar, dan tidak perlu cepat
e.
f. Bila perlu dibantu dengan peragaan
g. Berikan kesempatan bertanya kepada si penerima instruksi
h. Bila instruksi diberikan secara tertulis, berikan secara sistematis dan tulisan yang jelas/mudah terbaca
i. Buatlah menarik perhatian si penerima dan
j.
k. Hal-hal yang dianggap penting, pemberi instruksi dapat memberikan pengulangan-pengulangan
l. Berikanlah kesempatan bagi si penerima instruksi untuk menyatakan kembali/ mengekspresikan instruksi yang telah diterimanya.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Berbagai faktor yang ikut menentukan perhatian penerima instruksi adalah “
A. Pakaian
1. Berpakaianlah lengkap, bersih dan rapi
2. Hindari memakai pakaian yang berpotongan aneh-aneh/ ber asesories aneh
B. Berdiri
1. Berdirilah ditempat yang jelas
2. Hindarilah berjalan mondar-mandir yang tidak perlu
C. Mata
1. Pandangan mata hendaknya menyeluruh, artinya diarahkan kepada seluruh yang hadir secara bergantian dan dengan tepat.
2. Jangan memandang kepada seseorang atau tempat tertentu terlalu lama
3. Hindarilah sering melihat jam, memandang kebawah, memandang ke langit-langit atau memandang ke luar
D. Wajah
Pergunakanlah / tunjukanlah wajah sesuai dengan yang diucapkan ( Gembira, sedih dan sebagainya. Perlihatkan wajah yang cerah gembira dan menarik.
E. Tangan
F. Suara dan Bahasa
1. Suara cukup jelas dan keras sesuai denagn besar ruangan dan jumlah pendengar.
2. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti/ tidak berbelit-belit dan berikan tekanan suara pada saat-saat yang diperlukan
3. Bila mempergunakan bahasa asing, si pemberi materi harus tahu benar artinya, tahu cara mengucapkannya serta tahu penulisannya secara tepat
G. Kebiasaan-kebiasaan
1. Hilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk misalnya melempar-lempar kapur keatas, selalu membetulkan baju atau celana dan sebagainya
2. Hilangkan kebiasaan menggunakan kata-kata/suara-suara tertentu/kalimat yang tidak perlu, misalnya : Eu….eu….., anu…..anu…., okeh…., istilahnya,…. Dll
H. Sikap menulis
1. Mulailah menulis dari sebelah kiri atas papan tulis, menuju ke kanaan lalu ke baris bawahnya.
2. Tulian harus jelas dan terlihat oleh seluruh peserta. Bila perlu untuk meyakinkan bahwa tulisan tersebut terlihat jelas, dapat ditanyakan kepada peserta paling belakang dan paling tepi
CARA MEMBERIKAN HUKUMAN
Jika pada saat-sat tertentu, si Penguji diharuskan memberi hukuman. Maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
- Berikan hukuman pada waktu, dan moment yang tepat untuk sebuah kesalhn yang tepat pula. Jangan pernah sekali-kali memberikan hukuman pada peserta didik yang berada dalam keadaan mental yang tertekan serta kondisi fisik yang menurun.
- Upayakan peserta didik benar-benar menyadari kesalahan yang ia perbuat. Kalau peserta didik tidak menyadari kesalahannya. Si penguji dapat mengarahkan agar si peserta didik dapat mengingat kesalahannya tersebut. Jangan langsung menghakimi, sebab hal ini tidak akan menimbulkan efek jera terhadap peserta didik untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.
- Jika peserta didik telah menyadarai kesalahnnya, biarkan iamenentukan sendiri jenis hukuman apa yang akan ia lakukan sebagai upaya untuk menebus kesalahannya tersebut.
- Hindari tindakan-tindakan yang berkaitan dengan kekerasan fisik, seperti menampar, menendang dan lain-lain
0 komentar:
Posting Komentar