Pages

Dasa Dharma Pramuka

Kedai

www.raff29.wordpress.com. Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 24 Mei 2009

Administrasi Satuan Pramuka 1

Sebagai pusat mobilitas sebuah organisasi maka administrasi atau tata usaha satuan perlu tertata, teratur dan tertib sebagai landasan penentuan arah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan serta penentuan langkah-langkah lanjutan serta terdapat unsur keterkaitan dengan administrasi Kwartir.

Sebagai wadah pembinaan maka administrasi atau tata usaha satuan perlu sederhana, bahkan mudah sehingga dapat dilakukan oleh peserta didik sebagai langkah pendidikan dan upaya pengembangan kepemimpinan, tanggung jawab dan kreativitas Pramuka sehingga dapat dikembangkan oleh Gugus Depan atau Satuan Karya Pramuka sesuai dengan keadaan dan kreasi anggoota masing-masing.

Pembina Pramuka dan Pamong Saka sebagai penanggung jawab pembinaan Pramuka pada satuannya secara berkala berkewajiban untuk mengadakan penilaian terhadap pengembangan Tata usaha satuannya baik sebagian atau seluruhnya sehingga tercipta proses pendidikan tentang dasar-dasar Tata Usaha kepada Para Pramuka.

Berikut adalah contoh-contoh administrasi yang biasa dipergunakan di sebuah ambalan Gugus Depan sesuai dengan Lampiran Surat Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 041 Tahun 1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan Administrasi Satuan Pramuka.

a. SURAT PERMOHONAN PENDAFTARAN ANGGOTA UNTUK PESERTA DIDIK

Surat Permohonan ini diajukan oleh orang Tua siswa pada saat siswa yang bersangkutan ingin mendaftarkan diri menjadi Anggota Calon Penengak Tingkat Bantara dan dilampiri pula dengan formulis pendaftaran.

Contoh Surat :

Kepada Yth

Ketua Gugus Depan 1.139 Ambalan Pangeran Arya Santang

Di Ciawigebang

Dengan Hormat,

Perkenankanlah dengan ini kami mempercayakan kepada Saudara, anak kami bernama DWI ILALANG, Usia 16 tahun untuk mengikuti Pendidikan Kepramukaan dan menjadi anggota Gerakan Pramuka di gugus Depan yang saudara Pimpin.

Bersama ini kami lampirkan formulir pendaftaran, disertai kesanggupan kami untuk membayar iuran sebesar Rp. 150,- / bulan

Atas kesediaan Saudara menerima anak kami, kami menyampaikan ucapan terimakasih

Wassalam

Orang Tua Wali

FAJAR SENANTIASA


Contoh Formulir Pendaftaran :

*) ( Isi dengan kebiasaan calon peserta didik, kesehatan, bahasa yang dikuasai dan lain )


Nama Lengkap

: DWI IPB ( Pa / Pi )

Tempat Tanggal Lahir

: Jakarta, 26 Juli 1992

Agama

: Islam

Nama Orang Tua/Wali

: Fajar SMP, SH

Pekerjaan OrTu/Wali

: Pengacara

Alamat Rumah

: Jl. Siliwangi No.128

Anak Ke

: 2 dari 5 Saudara

Golongan Darah

: AB

Sekolah

: SMAN 1 Ciawigebang

Bakat & Hobby

: Menulis,main Musik

Hal-hal Yang perlu diperhatikan


: *)

Pengalaman Dalam Kepramukaan :

Tahun……………………………….sebagai……………………………………………

Tahun……………………………….sebagai…………………………………………

Tahun……………………………….sebagai…………………………………………

Lain-Lain

…………………………………………………………………………………………

Bersambung...

Cara Menguji, Memberi Instruksi dan Memberi Hukuman



Dalam kegiatan Kepramukaan, proses pengujian pasti ada. Baik itu dalam kegiatan Pengujian Syarat Kecakapan Umum ( SKU ) atau Syarat Kecakapn Khusus ( SKK ). Dalam proses pengujian ini sering kali terjadi arogansi si Penguji terhadap peserta didik. Maka dari itu perlulah dipahami oleh adik-adik Bantara yang suatu saat akan bertugas sebagai penguji, bagaimana cara menguji yang telah ditentukan oleh Kwartir Nasional, agar terhindar dari tindakan-tindakan arogan yang dapat merusak citra Kepramukaan Indonesia.

CARA MENGUJI

1. Pengertian menguji:

Menguji dalam gerakan pramuka adalah menilai tentang kecakapan atau kemahiran seorang pramuka untuk memperoleh tanda kecakapan baik umum ataupun khusus, sehingga kecakapan atau kemahiran yang dimiliki itu benar-benar dapat dipertanggung jawabkan dan memenuhi persyaratan minimal yang ditentukan,sesuai dengan keadaan dan kemampuan peserta didik.

2. Maksud dan tujuan:

Ujian dalam gerakan pramuka mempunyai maksud untuk menilai proses pendidikan dalam rangka mencapai tujuan Gerakan Pramuka. Sedang tujuannya adalah untuk membina dan mengembangkan rasa tanggung jawab dan keyakinan akan kemampuan/kemahiran diri.

3. Fungsi ujian:

Ujian berfungsi sebagai alat pendidikan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.

a. Bagi pembina Pramuka menguji itu merupakan usaha untuk meyakini tentang:

1) Hasil proses pendidikan yang diselenggarakan

2) Usaha yang dilakukan peserta didik

3) Kemampuan pembina Pramuka dalam melaksanakan tugasnya.

Oleh karena itu maka menguji adalah suatu hal yang perlu untuk menilai proses pendidikan baik yang di alami peserta didik maupun yang dilaksanakan oleh Pembina Pramuka.

b. Bagi anak didik ujian merupakan tantangan yang harus dihadapi. Mereka perlu diyakinkan (diberi motivasi) oleh pembina bahwa dengan ujian akan:

1) Mantaplah kemampuan dan kemahiran yang dimiliki

2) Mantaplah kesanggupan mental dan fisiknya

Sehingga para Pramuka memiliki kepercayaan lebih besar pada dirinya.

4. Bagaimana pelaksanaan ujian:

Oleh karena ujian berfungsi sebagai alat pendidikan untuk Mencapai tujuan Gerakan Pramuka, maka pelaksanaannya harus menarik, menyenangkan dan tidak menakutkan.

a. Dari sudut pelaksanaan sebagai kegiatan, menguji dapat dilakukan:

1) Secara langsung, yaitu peserta didik yang di uji mengetahui dan ikut menentukan mata ujian yang akan ditempuh, kapan waktunya, dimana tempatnya serta siapa pengujinya.

2) Secara tidak langsung, yaitu peserta didik mengikuti suatu kegiatan dan tidak mengetahui bahwa ia sedang di uji. Cara ini sangat mengena khususnya bagi peserta didik yang segan atau takut menempuh ujian.

b. Dari sudut sasaran, menguji dilakukan dengan:

1) menitik beratkan pada usaha dan upaya yang sungguh-sungguh dari peserta didik untuk mencapai hasil yang diharapkan (nilai formal)

2) Menilai materi atau usaha yang dicapai oleh anak didik (nilai material)

c. Didalam Gerakan Pramuka, pedoman menguji adalah: “tujuan itu harus dicapai dengan berusaha yang sungguh-sungguh mengeluarkan tenaga dan upaya.” Oleh karena itu harus menitik beratkan pada nilai formal,artinya: nilai formal yang primer dan nilai material yang sekunder.

Perlu diingat bahwa:

1) Bagi Pembina Pramuka titik berat penilaian kepada nilai formal, sedangkan peserta didik kepada nilai material.

2) Pandanga Pembina Pramuka bahwa asal peserta didik sudah terbukti berusaha dengan sungguh-sungguh dan dapat mencapai hasil secara minimal, dapat diluluskan.

3) Pandangan peserta didik adalah mereka harus berusaha mengejar hasil yang harus dicapai. Jika tidak berhasil mencapai apa yang ditentukan, merasa dirinya tidak lulus.

4) Pandangan pembina yang demikian ini harus dirahasiakan. Ia harus bijaksana dalam berdiri antara nilai formal dan material. Karena kalau mengutamakan nilai formal semata, di bawah seorang pembina pramuka akan direndahkan oleh peserta didik. Sebaliknya kalau yang diutamakan nilai material semata, pendidikan tidak akan berkembang.

5) Penilaian SKU harus di dasarkan atas nilai formal, sedang SKK didasarkan pada nilai material.

d. Ujian harus dilaksanakan secara perorangan (tidak masal) dalam bentuk praktek secara praktis dan berdasarkan prinsip-prinsip dasar metodik kepramukaan yang disesuaikan dengan kepentingan keperluan, kemampuan dan situasi kondisi peserta didik yang di uji, serta memperhatikan adat istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat. Kalau ujian dilaksanakan secara kelompok, penilaiannya tetap pada perorangan.

e. Sifat ujian harus didasarkan pada sistem Among dengan penuh rasa:

1) Cinta kasih, keadilan, kepantasan dan kesanggupan berkorban.

2) Disiplin disertai inisiatif

3) Penuh tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Masyarakat dan diri pembina sendiri.

CARA MEMBERI INSTRUKSI

1. Pengertian :

a. Instruksi adalah penyampaian suatu pengertian dan kecakapan kepada orang lain untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

b. Memberi dan melaksanakan instruksi tidak hanya mengutamakan hasil yang diperolehnya, tetapi lebih baik menitik beratkan pada latihan penggunaan nalar, pengembangan daya cipta, keterampilan dan ketangkasan.

2. Hal-hal yang mempengaruhi pemberian instruksi :

a. Persiapan meliputi :

1. Penguasaan Bahan

2. Urutan / Sistimeatika Instruksi

3. Alat-alat instruksi

b. Pembangkit minat terutama pada awal pemberian instruksi

c. Cara penyajian materi

d. Pengontrolan instruksi

e. Kesimpulan

3. Bagaimana pelaksanaan pemberian instruksi ?

Agar mencapai hasil yang diharapkan, maka diperlukan

a. Pemberi instruksi harus berada ditempat yang jelas

b. Jangan memulai instruksi sebelum audience/penerima instruksi dalam keadaan tertib

c. Bahan yang akan disampaikan mudah dimengerti ( Tidak berbelit-belit )

d. Suara harus jelas terdengar, dan tidak perlu cepat

e. Uraian tidak terlalu singkat dan tidak terlalu panjang

f. Bila perlu dibantu dengan peragaan

g. Berikan kesempatan bertanya kepada si penerima instruksi

h. Bila instruksi diberikan secara tertulis, berikan secara sistematis dan tulisan yang jelas/mudah terbaca

i. Buatlah menarik perhatian si penerima dan usahakan dapat menyingkirkan hal-hal yang mengganggu perhatian mereka

j. Usahakanlah si penerima dapat menggunakan seluruh inderanya.

k. Hal-hal yang dianggap penting, pemberi instruksi dapat memberikan pengulangan-pengulangan

l. Berikanlah kesempatan bagi si penerima instruksi untuk menyatakan kembali/ mengekspresikan instruksi yang telah diterimanya.

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Berbagai faktor yang ikut menentukan perhatian penerima instruksi adalah “ gaya pemberi Instruksi “. Untuk perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

A. Pakaian

1. Berpakaianlah lengkap, bersih dan rapi

2. Hindari memakai pakaian yang berpotongan aneh-aneh/ ber asesories aneh

B. Berdiri

1. Berdirilah ditempat yang jelas

2. Hindarilah berjalan mondar-mandir yang tidak perlu

C. Mata

1. Pandangan mata hendaknya menyeluruh, artinya diarahkan kepada seluruh yang hadir secara bergantian dan dengan tepat.

2. Jangan memandang kepada seseorang atau tempat tertentu terlalu lama

3. Hindarilah sering melihat jam, memandang kebawah, memandang ke langit-langit atau memandang ke luar

D. Wajah

Pergunakanlah / tunjukanlah wajah sesuai dengan yang diucapkan ( Gembira, sedih dan sebagainya. Perlihatkan wajah yang cerah gembira dan menarik.

E. Tangan

Gerakan tangan hendaknya mengikuti maksud masalah yang dibicarakan, jangan bertentangan maksud, sehinga dapat mengaburkan pengertian. Bila tidak diperlukan, jangan menggunakan gerakan tangan. Tunjukkan hal-hal yang dibicarakan melalui tulisan, gambar, atau benda.

F. Suara dan Bahasa

1. Suara cukup jelas dan keras sesuai denagn besar ruangan dan jumlah pendengar.

2. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti/ tidak berbelit-belit dan berikan tekanan suara pada saat-saat yang diperlukan

3. Bila mempergunakan bahasa asing, si pemberi materi harus tahu benar artinya, tahu cara mengucapkannya serta tahu penulisannya secara tepat

G. Kebiasaan-kebiasaan

1. Hilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk misalnya melempar-lempar kapur keatas, selalu membetulkan baju atau celana dan sebagainya

2. Hilangkan kebiasaan menggunakan kata-kata/suara-suara tertentu/kalimat yang tidak perlu, misalnya : Eu….eu….., anu…..anu…., okeh…., istilahnya,…. Dll

H. Sikap menulis

1. Mulailah menulis dari sebelah kiri atas papan tulis, menuju ke kanaan lalu ke baris bawahnya.

2. Tulian harus jelas dan terlihat oleh seluruh peserta. Bila perlu untuk meyakinkan bahwa tulisan tersebut terlihat jelas, dapat ditanyakan kepada peserta paling belakang dan paling tepi

CARA MEMBERIKAN HUKUMAN

Jika pada saat-sat tertentu, si Penguji diharuskan memberi hukuman. Maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :

  1. Berikan hukuman pada waktu, dan moment yang tepat untuk sebuah kesalhn yang tepat pula. Jangan pernah sekali-kali memberikan hukuman pada peserta didik yang berada dalam keadaan mental yang tertekan serta kondisi fisik yang menurun.
  2. Upayakan peserta didik benar-benar menyadari kesalahan yang ia perbuat. Kalau peserta didik tidak menyadari kesalahannya. Si penguji dapat mengarahkan agar si peserta didik dapat mengingat kesalahannya tersebut. Jangan langsung menghakimi, sebab hal ini tidak akan menimbulkan efek jera terhadap peserta didik untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.
  3. Jika peserta didik telah menyadarai kesalahnnya, biarkan iamenentukan sendiri jenis hukuman apa yang akan ia lakukan sebagai upaya untuk menebus kesalahannya tersebut.
  4. Hindari tindakan-tindakan yang berkaitan dengan kekerasan fisik, seperti menampar, menendang dan lain-lain

Sabtu, 16 Mei 2009

Manajemen Konflik


Merasa frustasi? Marah? Mudah emosi? Kita pasti pernah mengalaminya suatu waktu. Apalagi dalam kegiatan kepramukaan di lapangan, faktor kelelahan akan mengakibatkan kita kurang bisa mengontrol emosi.

Yang menjadi permasalahan di sini adalah dapatkah kita mengontrol diri saat tertimpa masalah? Salah satu jalan untuk dapat “deal” dengan rasa marah adalah dengan mendinginkan pikiran. Saat menerima sesuatu yang membuat diri kita merasa sangat marah dan emosi berlebihan, usahakan untuk menstop perasaan tersebut, tenangkan diri, dan pikirkan setiap perkataan ataupun tindakan agar tidak menyesal belakangan. Ekspresikan apa yang mengganggu dan mengapa hal tersebut membuat kita merasa sangat marah.Dengarkan dengan seksama apa yang orang lain katakan. Tentukan pilihan penyelesaian konflik tanpa adanya perkelahian dan menghindar. Jika merasa tidak mampu menyelesaikan sendiri carilah bantuan.

Berbicara dengan orang tua dan orang dewasa

Apakah kalian pernah mencoba melakukan hal ini, namun tidak mendapatkan hal yang kalian harapkan dari orang dewasa? Tenang.. Jangan emosi dulu. Mungkin hal ini disebabkan oleh cara komunikasi kalian yang kurang tepat.

Nah, coba deh gunakan tips berikut ini untuk meningkatkan komunikasi kalian dengan orang dewasa.

  • Jujurlah dengan perasaan kalian. Orang tua atau wali kalian bisa menjadi sumber dukungan ataupun saran. Akan tetapi mereka tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran kalian jika kalian tidak mengungkapkannya.
  • Jika kalian merasa sedih, jangan dengan segera berada pada sisi defensif. Jika kalian memulai dengan emosi maka kalian tidak akan bias mengekspresikan perasaan kalian.

Kunci dalam membentuk persahabatan yang baik

Terkadang perasaan pada saat kita merasa stres dan memiliki tekanan, akan membantu kita untuk mengetahui apakah teman kita ada untuk kita. Teman yang baik dapat diumpamakan seperti lem yang saling berpegangan dan berbagi sesuatu bersama dalam hidup kita. Selamat ya bagi kalian yang telah memiliki teman yang baik. Namun jika belum, coba deh ikuti tips di bawah ini untuk menemukan teman ”sejati”.

  • Carilah orang yang memiliki hobi yang sama dengan kalian. Akan tetapi jangan mengeksklusi orang dengan hobi yang berbeda. Keep open mind.
  • Jika kalian menghargai orang lain, maka orang lain akan menghargai kalian.
  • Terimalah bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan.
  • Meskipun teman baik tapi tentu tak kan ada selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Kembangkan minat lain dan janganlah iri bila teman kalian memiliki minat lain juga.
  • Teman kalian tidak dapat membaca pikiran kalian, jadi katakan padanya jika ada sesuatu yang mengganjal.
  • Jadilah orang yang dapat menjadi tempat bertukar pikiran secara timbale balik dan kalian harus ada memberikan dukungan pada saat teman kalian menemui masalah.
  • Dukunglah teman kalian. Tidak masalah jika tidak setuju terhadap apa yang telah mereka lakukan. Tapi jangan bercerita tentang kejelekan teman dari belakang.
  • Pilihlah kata-kata kalian dengan bijak, karena tidak dapat kalian tarik kembali.

Saat teman kalian mencoba mencari sesuatu yang baru, kalian mungkin merasa kesepian dan mungkin suatu saat teman kalian tidak bisa ada di saat kalian memerlukannya. Jika kalian merasa tidak mampu menghadapi situasi tersebut kalian perlu mengembangkan ruang lingkup pertemanan kalian. Kalian harus menghargai diri kalian dan orang lain dengan mulai membuka diri dan mau bergaul dengan orang lain. Ok guys?

( Diadaptasi dari Sumber : www.remajasehat.com )
( Foto - Foto diperagakan oleh Model-model Rover Scout )

Penerapan Outbond Dalam Pendidikan Kepramukaan




Pelatihan di alam terbuka dalam Kepramukaan sudah tidak asing lagi. Namun, kemasan yang kurang inovatif dan cenderung monoton membuat peserta didik cepat merasa jenuh. Sehingga lambat laun mereka meninggalkan kegiatan kepramukaan.

Seperti telah kita ketahui, bahwa tujuan akhir dari pendidikan kepramukaan adalah pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam mengolah organisasi dan mengolah diri. Melalui Out Bond, (suatu kegiatan yang mulanya dikembangkan di perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan etos kerja dan menciptakan karyawan yang berkualitas), yang kemudian diterapkan dalam pendidikan kepramukaan maka proses membangun pemahaman terhadap suatu konsep dan membangun perilaku secara efektif akan dapat tercapai.

Ada berbagai alasan mengapa metode out bond ini dapat diterapkan dalam pendidikan kepramukaan, yaitu :

  • Metode ini adalah simulasi kehidupan kompleks yang dikemas menjadi lebih sederhana.
  • Metode ini menggunakan pendekatan metode belajar melalui pengalaman ( Experiental Learning )
  • Metode ini penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan.

Selama ini, masih ada anggapan bahwa untuk menerapkan kedisiplinan harus melalui tindak kekerasan berupa bentakan atau malah melalui kontak fisik. Pola ini tidak akan mengena di zaman yang masyarakatnya telah melek hukum dan tahu tentang hak azasi manusia.

Mengingat ciri metode Out Bond yang berfokus pada upaya membangun kepemimpinan dan etos kerja baru serta membangun perilaku kreatif maka metode Out Bond harus dilaksanakan dalam suasana yang membebaskan peserta didik dari tekanan mental dan kekakuan komunikasi, baik antar sesama peserta maupun dengan instruktur.

Sebagai contoh, dalam pelaksanaan pelantikan TKU / TKK yang biasanya dilakukan dengan perjalanan melewati pos—pos yang ditentukan dan menjawab materi kepramukaan. Kegiatan ini bisa jadi membosankan kalau tidak diberi sentuhan inovatif.

Dalam kegiatan Out Bond kegiatan pelantikan TKU / TKK disulap menjadi sebuah permainan yang menantang dan akan menjadi lebih menarik karena menuntut peserta didik untuk selalu berfikir kreatif agar mempunyai kemampuan untuk mengembangkan gagasan kreatif dari peserta didik itu sendiri.

Instruktur/Pembina sebelumnya dapat memberikan deskripsi tentang permainan ini. Misalnya saat peserta datang mereka mendapatkan sebuah balon. Dan ketika semua peserta telah berkumpul mereka diperintahkan untuk meniup balonnya. Kemudian mereka bergabung dengan teman-teman lainnya yang mempunyai warna balon yang sama sehingga terbentuk regu-regu yang diberi nama sesuai dengan warna balon. Misalnya, regu merah, regu biru, regu hijau, regu kuning dan lain lain.

Selanjutnya, setiap regu akan mendapat instruksi dari instruktur/Pembina bahwa mereka akan mendapat tugas mencari harta karun. Dan untuk mendapatkan petunjuk perjalanan mereka harus mampu memecahkan sandi atau sebuah teka-teki.

Penggunaan kata ‘ harta karun ‘ untuk TKU dimaksudkan untuk menimbulkan rasa penasaran dari peserta didik.

Setelah setiap regu mampu memecahkan sandi-sandi dan mampu menemukan petunjuk perjalanan. Mereka kemudian berusaha menemukan petunjuk perjalanan berikutnya sesuai dengan arahan yang ada di petunjuk perjalanan sebelumnya. Begitulah seterusnya.

Disetiap Pos dimana petunjuk perjalanan berada, setiap regu harus mampu menjawab pertanyaan seputar masalah kepramukaan sesuai dengan Syarat Kecakapan Umum / Khusus yang di ujikan.

Jika mereka berhasil menjawab pertanyaan dengan sempurna, maka mereka berhak mendapat petunjuk perjalanan selanjutnya dan alat ( bahan ) yang akan dipakai untuk mencari harta karun di Pos terakhir.

Di Pos ini untuk bisa mendapatkan harta karun bisa diterapkan beberapa permaianan diantara adalah Air Bridge, Flyng Fox, Spider Web, Human Ladder, Pipa bocor, Labirin dan lain –lain.

Di akhir kegiatan, instruktur / Pembina harus menjelaskan makna dan tujuan dari permainan yang telah peserta didik lakukan agar mereka dapat menilai sendiri dan dapat menyimpulkan makna perjalanan apa yang mereka dapatkan dalam permainan ini untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai instruktur/Pembina tidak boleh memberikan penilaian terhadap jawaban peserta didik pada saat evaluasi kegiatan. Juga tidak memberikan petunjuk sesuai keinginan instruktur/pembina, karena proses belajar harus datang dari ungkapan dan pemahaman peserta terhadap kegiatan. ( Juara III Lomba Karya Tulis Essai Kepramukaan Kwarran Ciawigebang 14 Agustus 2008 )

Jumat, 15 Mei 2009

Pengetahuan Dasar Kepramukaan

    1. TUGAS POKOK GERAKAN PRAMUKA

i. Sasaran utama dalam menjalankan tugas adalah anak-anak dan pemuda atau para Pramuka, yang biasa juga disebut “ Peserta Didik “

ii. Melalui kegiatan Kepramukaan, peserta didik dihantar menuju ke duatu tujuan agar menjadi manusia yang berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur serta menjadi warga negara yang memiliki semangat jiwa Pancasila

iii. Menyelenggarakan proses pendidikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang menarik merupakan tugas dan cara membina peserta didik melalui kepramukaan

iv. Pembinaan yang dimaksud ditujukan demi berkembang dan meningkatnya mutu kepribadian peserta didik, perkembangan mental, fisik, pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya.

v. Pelaksanaan pembinaan itu diatur dengan memperhatikan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik, sehingga perlu adanya penggolongan menurut usianya :

a. Golongan Siaga, anggota berusia 7 – 10 Tahun

b. Golongan Penggalang, Anggota berusia 11 – 15 Tahun

c. Golongan Penegak, anggota berusia 16 – 20 Tahun

d. Golongan Pandega, Anggota berusia 21 – 25 Tahun

vi. Usaha pembinaan itu dilaksanakan dalam bentuk latihan secara tertib, teratur, kontinyu, dan meningkat. Untuk itu disusunlah berupa kurikulum pendidikan untuk dicapai oleh peserta didik secara sukarela namun berencana disertai disiplin dan tanggung jawab pribadi, dalam bentuk :

a. SKU ( Syarat – syarat Kecakapan Umum ) untuk ditempuh oleh peserta didik menurut golongannya masing-masing

b. SKK ( Syarat-syarat Kecakapan Khusus ) untuk ditempuh oleh peserta didik dalam rangka memupuk minat dan bakatnya masing-masing.

vii. Metode yang digunakan untuk melaksnakan tugas pembinaan itu adalahsebagai berikut :

a. Prinsip-prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan, meliputi :

1. Kesukarelaan, kode kehormatan dalam bentuk janji moral

2. Sistem beregu, sistem satuan terpisah untuk putra – putri

3. Sistem tanda kecakapan, kegiatan yang mengandung pendidikan keterampilan

4. Keprasahajaan hidup, swadaya, penyesuaian jasmani dan riohani

b. Sistem Among

ü Ing ngarso sung tulodo

ü Ing madyo mangun karso

ü Tut wuri handayani

viii. Penyelenggaraan proses pembinaan itu dilaksanakan sebanyak-banyaknya dengan praktek dan secara praktis, dengan teknik :

- Learning by doing

Belajar sambil mengerjakan

- Doing to Earn

Belajar sambil bekerja dan memperoleh pendapatan/Penghasilan

- Earning to live

Usaha menghasilkan untuk kebutuhan hidupnya

- Living to Serve

Hidup untuk berbhakti dan mengabdi

- Learning by teaching

Belajar sambil mengajar

ix. Melalui wadah, sarana, atau wahana pendidikan, peserta didik dihantar menuju ke cita-cita kita seperti yang dimaksud dalam anggaran Dasar Gerakan Pramuka

    1. FUNGSI KEPRAMUKAAN

Kepramukaan sebagai suatu proses / kegiatan pendidikan mempunyai tiga fungsi, yaitu :

1. Permainan

Sebagai permainan tidak berarti bahwa tidak beraturan atau hanya sekedar bermain-main, tetapi permainan dalam rangka membina dan mengembangkannya melalui karakter, kesehatan dan keterampilan maka permainan haruslah mengandung unsur-unsur :

- Norma dan tujuan pendidikan

- Sehat

- Menyenangkan

- Menarik

- Norma Kemasyarakatan

- Disiplin

- Aturan dan Tata Tertib

- Kegotong royongan

- Kesukarelaan

- Bimbingan

- Persaudaraan

- Alat

- Metode

- Pengorganisasian

- Kepemimpinan

- Keseimbangan Fisik dan Mental

2. Pengabdian

Sebagai pengabdian, maka dalam rangka mencapai tujuan Gerakan Pramuka dan suksesnya pengabdian, diperlukan :

- Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

- Keikhlasan dan kesukarelaan

- Dedikasi

- Mental, budi dan pekerti yang luhur

- Kejujuran dan sportivitas

- Sepi ing pamrih Rame ing gawe

- Tidak menjadikan Kepramukaan sebagai sumber penghasilan

- Pengalaman, pengetahuan, kemahiran yang selalu dibina dan senantiasa dikembangkan

- Penuh inisiatif dan daya kreasi yang tinggi

- Penghayatan Sifat Among

- Rasa Persaudaraan

- Kepemimpinan yang demokratis

- Orang dewasa dalam Gerakan Kepramukaan memahami : kebutuhan, kondisi, siatuasi peserta didik dan masyarakat

- Penghayatan prinsip-prinsip berorganisasi

- Memahami maksud, tujuan dan prinsip-prinsip yang mendasari kepramukaan

3. Alat

Sebagai alat maka kepramukaan adalah proses kegiatan pendidikan bagi masyarakat untuk mencapai sasaran dan suatu tujuan yang menjadi cita-cita masyarakat itu sendiri, dimana kepramukaan berkembang. Dengan tidak mengabaikan kedua fungsi diatas serta Prinsip Dasar Metodik pendidikan Kepramukaan, maka bentuk tujuan kegiatan hendaknya disesuaikan dan diserasikan dengan kebutuhan, kondisi, situasi dan perkembangan masyarakat.

    1. PELAKSANAAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

Kepramukaan sebagai proses kegiatan pendidikan merupakan alat pelaksana yang dilakukan sebanyak mungkin dengan praktek secara praktis, dengan menggunakan sistem among, dan atas Prinsip-prinsip Dasar Metodik Pendidikaan Kepramukaan seperti yang tercantum di point (a Bag. Vii.1)

    1. SIFAT KEPRAMUKAAN

Resolusi Kopnferensi Kepramukaan Se-Dunia yang diselenggarakan di Copenhagen pada bulan Agustus 1924, menyatakan bahwa kepramukaan itu mempunyai 3 ( tiga ) sifat, yaitu:

1. Nasional

Bahwa suatu organisasi yang menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan di suatu negara haruslah dimaksudkan demi kepentingan nasional negara yang bersangkutan. Kewajiban organisasi Kepramukaan di negara itu adalah mempersembahkan satu tunas bangsa yang menjadi cita-cita bangsa yang bersangkutan. Pendidikan Kepramukaan beserta prinsip-prinsip metodiknya haruslah disesuaikan dan diserasikan dengan kepentingan, kebutuhan, kondisi dan situasi masyarakat negara dimana organisasi kepramukaan itu bergerak

2. Internasional,

Mempunyai arti bahwa organisasi kepramukaan dinegara manapun di dunia haruslah membina dan mengembangkan tali persaudaraan dan persahabatan antar bangsa-bangsa diseluruh negara yang ada di dunian ini. Dalam membina persaudaraan dan persahabatan tidaklah mengenal adanya batas garis perbedaan agama, golongan, tingkatan atau kewarganegaraan dan kebangsaan

3. Universal

Bahwa Organisai Kepramukaan di negara manapun dalam pendidikan didasarkan atas prinsip dasar metodik Kepramukaan

    1. PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN

Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan

(1) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan kepramukaan dari pendidikan lain.

(2) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur proses pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan.

(3) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi, dan kondisi masyarakat

PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN

Prinsip Dasar Kepramukaan adalah:

a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;

c. Peduli terhadap diri pribadinya;

d. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh pembinanya, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.

Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat pramuka, baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial, maupun individu yang menyadari bahwa diri pribadinya: Mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai tata-cara dari agama yang dipeluknya serta menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama dengan makhluk lain yang juga diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, khususnya sesama manusia yang telah diberi derajat yang lebih mulia dari makhluk lainnya. Dalam kehidupan bersama didasai oleh prinsip peri kemanusiaan yang adil dan beradab.

Diberi tempat untuk hidup dan berkembang oleh Tuhan Yang Maha Esa di bumi yang berunsurkan tanah, air dan udara yang merupakan tempat bagi manusia untuk hidup bersama, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan rukun dan damai.

Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial serta memperkokoh persatuan, menerima kebhinnekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang/memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidupnya. Karena itu manusia wajib peduli terhadap lingkungan hidupnya dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang baik.

    1. SISTEM AMONG

(1) Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari hubungan antara pembina dengan anggota muda dan anggota dewasa muda menggunakan sistem among.

(2) Sistem Among berarti mendidik anggota Gerakan Pramuka menjadi insan merdeka jasmani, rokhani, dan pikirannya, disertai rasa tanggungjawab dan kesadaran akan pentingnya bermitra dengan orang lain.

(3) Sistem among mewajibkan anggota dewasa Gerakan Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut:

a. Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;

b. Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan;

c. Tut wuri handayani maksudnya dari belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian.

(4) Dalam melaksanakan tugasnya anggota dewasa wajib bersikap dan berperilaku berdasarkan:

a. Cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepatutan, kesederhanaan, kesanggupan berkorban dan rasa kesetiakawanan sosial.

b. Disiplin disertai inisiatif dan tanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan hidup, serta bertanggung-jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(5) Hubungan anggota dewasa dengan anggota muda dan anggota dewasa muda merupakan hubungan khas, yaitu setiap anggota dewasa wajib memperhatikan perkembangan anggota muda dan anggota dewasa muda secara pribadi agar perhatian terhadap pembinaannya dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan kepramukaan.

(6) Anggota Dewasa berusaha secara bertahap menyerahkan pimpinan kegiatan sebanyak mungkin kepada anggota dewasa muda, sedangkan anggota dewasa secara kemitraan memberi semangat, dorongan dan pengaruh yang baik.

    1. MOTTO GERAKAN PRAMUKA

Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap megikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka.

Motto Gerakan Pramuka adalah “ SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU KUBAKTIKAN “

Manfaat Motto Gerakan Pramuka terhadap Jiwa anggota Pramuka, antara lain :

1. Menanamkam rasa percaya diri.

2. Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara.

3. Siap mengamalkan Satya dan Darma Pramuka.

4. Rasa bangga sebagai Pramuka.

5. Memiliki Budaya Kerja yang dilandasi pengabdiannya.

Motto Gerakan Pramuka wajib dihayati dan selalu diingat bagi anggota Pramuka dalam merealisasikan pengamalan Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari hari.

Untuk meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam satuan Gerakan Pramuka (mis. Ambalan), disamping wajib menggunakan Motto Gerakan Pramuka juga diperbolehkan membuat motto Satuan di satuan masing-masing.

    1. METODE KEPRAMUKAAN

(1) Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:

a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;

b. Belajar sambil melakukan;

c. Sistem berkelompok;

d. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani anggota muda dan anggota dewasa muda;

e. Kegiatan di alam terbuka;

f. Sistem tanda kecakapan;

g. Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;

h. Kiasan dasar;

(2) Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan.

(3) Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem, terdiri atas unsur-unsur yang merupakan

subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang

spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.

    1. STRATEGI GERAKAN PRAMUKA

1. Meningkatkan citra Pramuka.
Hal ini diperlukan untuk dapat lebih dipahami dan sekaligus diminati oleh kaum muda untuk dapat ikut berpartisipasi didalamnya dan sekaligus dapat menjawab tantangan dan permasalahan yang dihadapi secara internal dan eksternal Gerakan Pramuka

2. Mengembangkan kegiatan kepramukaan yang sesuai karakteristik dan minat kaum muda.
Hal ini diperlukan karena Gerakan Pramuka pada hakekatnya kegiatan kaum muda yang memiliki karakteritik dan minat yang khas, dan sekaligus sebagai motivasi bagi anggota Pramuka dalam mengisi diri untuk selanjutnya dikembangkan melalui program Pramuka peduli sebagai bagian dari penjabaran program Pramuka secara menyeluruh.

3. Mengembangkan program Pramuka Peduli
Bahwa program kegiatan Pramuka Peduli, dimaksudkan untuk menciptakan kader yang memiliki watak dan jiwa patriotisme, memiliki integritas, moralitas dan ketrampilan sebagai bekal bagi kader Pramuka yang juga diarahkan pada pemantapan Pramuka sebagai kader bangsa.

4. Memantapkan organisasi, kepemimpinan dan sumberdaya Pramuka.
Bahwa untuk meningkatkan peran dan fungsi organisasi secara struktural diperlukan adanya konsolidasi yang baik dan teratur dan mendapatkan penyegaran organisasi sehingga dengan sendirinya akan berpengaruh pada kepemimpinan dan kesiapan sumber daya pramuka.

    1. VISI DAN MISI GERAKAN PRAMUKA

VISI

“Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal masalah-masalah kaum muda"

MISI

1. Mempramukakan kaum muda

Yang dimaksud dengan mempramukakan tidak berarti bahwa seluruh kaum muda itu dimasukkan sebagai anggota Gerakan Pramuka tetapi lebih pada tataran jiwa dan prilaku kaum muda yang sesuai dengan pramuka sebagai bagian dari masyarakat indonesia.

2. Membina anggota yang berjiwa dan berwatak Pramuka, berlandaskan iman dan taqwa (Imtaq) serta selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek)

Bahwa semua sendi program pendidikan yang dilaksanakan Gerakan Pramuka harus dilandaskan pada Iman dan taqwa dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga apapun yang dilakukan perlu mengikuti perkembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan pada eranya.

3. Membentuk kader bangsa patriot pembangunan yang memiliki jiwa bela negara

Gerakan pramuka memiliki salah satu tugas yakni menyiapkan kader bangsa sehingga diperlukan adanya pendidikan yang khusus. Untuk itu, karena disadari bahwa perlunya pendidikan bela negara sebagai bagian dari kebutuhan bangsa dan negara.

4. Menggerakkan anggota dan organisasi Gerakan Pramuka agar peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah kemasyarakatan.

Hal ini dilakukan untuk memantapkan jati diri Gerakan Pramuka melalui kode kehormatannya dan sekaligus sebagai pencerminan anggota Pramuka yang tanggap terhadap permasalahan pada lingkungan sekitarnya

    1. LAMBANG GERAKAN PRAMUKA

I. PENGERTIAN LAMBANG

Lambang pramuka adalah tanda tanda pengenal tetap yang mengkiaskan sifat, keadaan, nilai dan norma yang dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka yang dicita-citakan oleh Gerakan Pramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh almarhum Bp. Soenadjo Atmodipuro, seoarang pembina pramuka pramuka yang aktif bekerja sebagai pegawai tinggi Departemen Pertanian. Lambang Gerakan Pramuka ini digunakan sejak tanggal 14 agustus 1961, pada panji gerakan kepanduan nasional Indonesia yang dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka.

II. BENTUK DAN ARTI KIASAN

1. Bentuk Lambang Gerakan Pramuka adalah bayangan ( Silhoute ) tunas kelapa.

2. Arti kiasan lambang Gerakan pramuka adalah sebagai berikut :

a. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal da n istilah cikal- bakal di Indonesia berarti : “Penduduk asli yang pertama yang menu runkan generasi baru”. Jadi lambang buah nyiur yanng tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia

b. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet, serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa indonesia

c. Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam m,enyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka dapat meyesuaikan diri dalam masyarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga

d. Nyiur tumbuh menjulajng lurus keatas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yang mulia dan jujur, dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.

e. Akar nyiur tumbuh kkuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaska tekad dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang teguh pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik benar kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.

f. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada tanah air, bangsa dan negara kesatuan republik Indonesia serta kepada umat manusia

    1. PENGAMALAN KODE KEHORMATAN GERAKAN PRAMUKA
      Kode Kehormatan dilaksanakan dengan :

v Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing

v Membina kesadaran berbangsa dan bernegara

v Mengenal , memelihara, dan melestarikan lingkungan beserta alam seisinya

v Memiliki sikap kebersamaan , tidak mementingkan diri sendiri , baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat , membina persaudaraan dengan pramuka sedunia

v Hidup secara sehat jasmani dan rohani

v Belajar mendengar , menghargai dan menerima pendapat / gagasan orang lain , membina sikap mawas diri , bersikap terbuka , mematuhi kesepakatan dan memperhatikan kepentingan bersama , mengutamakan kesatuan dan persatuan serta membina diri dalam upaya bertutur kata dan bertingkah laku sopan , ramah dan sabar

v Membiasakan diri memberikan pertolongan dan berpartisipasi dalam kegiatan bakti maupun social , membina ketabahn dan kesabaran dalam menghadapi /mengatasi rintangan dan tantangan tanpa mengenail sikap putus asa

v Kesediaan dan keikhlasan menerima tugas yang ditawarkan sebagai upaya persiapan pribadi menghadapi masa depan , berupaya melatih ketrampilan dan pengetahuan sesuai kemampuanya , riang gembira dalam menjalankan tugas dan menghadapi kesulitan maupun tantangan

v Bertindak dan hidup secara hemat , serasi dan tidak berlebihan , teliti , waspada dan tidak melakukan hal yang mubadzir dengan membiasakan hidup secara bersahaja sebagai persiapan diri agar mampu dan mau mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi

v Mengendalikan dan mengatur diri , berani menghadapi tantangan dan kenyataan , berani dalam kebenaran , berani mengakui kesalahan , memegang teguh prinsip dan tatanan yang benar , taat terhadap aturan dan kesepakatan

v Membiasakan diri menepati janji , memenuhi aturan dan ketentuan yang berlaku , kesediaan untuk bertanggung jawab atas segala tindakan dan perbuatan , bersikap jujur dalam hal perbuatan maupun materi

v Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam upaya membuat gagasan dan menyelesaikan permasalahan , berhati – hati dalam bertindak , bersikap dan berbicara.

    1. KIASAN DASAR

(1) Penggunaan Kiasan Dasar, sebagai salah satu unsur terpadu dalam Kepramukaan, dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi, sesuai dengan usia dan perkembangannya yang mendorong kreativitas dan keikutsertaan dalam kegiatan. Kiasan Dasar tidak hanya menarik, menantang, dan merangsang tetapi harus disesuaikan dengan minat, kebutuhan, situasi dan kondisi anggota muda dan anggota dewasa muda.

(2) Kiasan Dasar disusun atau dirancang untuk mencapai tujuan, dan sasaran pendidikan dalam Kepramukaan untuk tiap golongan serta merupakan proses Metode Kepramukaan yang bersifat tidak memberatkan anggota muda dan anggota dewasa muda tetapi memperkaya pengalaman.

    1. STRUKTUR ORGANISASI KEPRAMUKAAN

Nasional

Provinsi

Kabupaten/Kotamadya

Kecamatan

KWARNAS

Kwartir Nasional berkedudukan di Ibu Kota Negara Jakarta.

Ketua Kwarnas Kak Prof. DR. dr. Azrul Azwar, MPH

KWARDA

Kwartir Daerah berkedudukan di Ibu kota Provinsi.

Ketua Kwartir Daerah Jawa Barat Adalah Kak Moh.Muhtar

KWARCAB

Kwartir Cabang berkedudukan di Ibukota Kabupaten / Kota Madya.

Ketua Kwartir Cabang Kabupaten Kuningan adalah Kak Dadang Supardan, Msi

KWARRAN

Kwartir Ranting berkedudukan di Ibukota Kecamatan.

Ketua Kwartir Ranting Kecamatan Ciawigebang adalah Kak Edi Zubaedi, S.Pd

MABINAS

Majelis Pembimbing Nasional di ketuai secara ex officio oleh kepala pemerintahan pusat yaitu Presiden

MABIDA

Majelis Pembimbing Daerah di ketuai secara ex officio oleh kepala pemerintahan Daerah yaitu Gubernur

MABICAB

Majelis Pembimbing Cabang di ketuai secara ex officio oleh kepala pemerintahan Kabupaten / Kota Madya yaitu Bupati / Wali Kota

MABIRAN

Majelis Pembimbing Ranting di ketuai secara ex officio oleh kepala pemerintahan Kecamatan yaitu Camat

MUNAS

Musyawarah Nasional dilaksanakan secara bergiliran di tiap daerah dan dilaksanakan setiap 5 tahun sekali

MUSDA

Musyawarah Daerah dilaksanakan secara bergiliran di tiap-tiap cabang dan dilaksanakan setiap 5 tahun sekali

MUSCAB

Musyawarah Cabang dilaksanakan di tingkat Kabupaten dan dilaksanakan setiap 5 tahun sekali

MUSRAN

Musyawarah Ranting dilaksanakan di tingkat Kecamatan dan dilaksanakan setiap 3 tahun sekali

Secara Lengkap dapat dilihat dalam ART Gerakan Pramuka BAB X pasal 63 s.d selesai